Tuesday 14 April 2015

Teruntuk Dirimu Yang Ada Dihatiku, Dulu.

Teringat jelas kata katamu, tangisanmu ketika kita terakhir kali bertemu, harapan yang sama, rumah yang selama ini telah kita bangun runtuh seketika, seakan akan tak memiliki arti.

Terlihat jelas air matamu menetes tepat didepanku untuk kesekian kalinya dan mungkin untuk yang terkahir kalinya.

Hari ini,
Ya hari ini aku melewati hidupku dengan kesendirian, tanpamu yang memberiku semangat, semuanya tak seindah dulu, takdir memang telah ditentukan dan aku pun tak bisa berbuat apapun, yang maha kuasa telah memilih jalan yang lain.

“tetap semangat dalam menempuh hidup barumu, tatap langkahmu kedepan dengan pasangan barumu, tinggalkan masa lalu kita” ucapku.


Hancur, semuanya telah hancur. Bahkan, batu karangpun akan retak ketika terkena rintihan hujan yang bertubi tubi. Apalagi hati, hati akan hancur ketika sebuah badai yang termat besar mengguncangnya.

Hatiku memang rapuh, sangat rapun.
Itulah jalanmu, “hadapi saja” itu memang skenario tuhan. Pastinya alur dalam skenario yang telah tertuliskan akan jauh lebih baik dan bermanfaat dari para skenario yang kita buat sendiri.

Pastinya tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk kita, kamu dengannya, dan aku.? Entah aku dengan siapa, yang terpenting jangan terlalu melihat kebelakang, yang lalu adalah sejarah, cukup untuk memberi pelajaran untuk mu, untukku, untuk kita.

Mungkin arti dari semua ini mengatakan bahwa aku memang lelaki yang kurang pantas untuk bersanding denganmu, dia lebih pantas untukmu. Kurang bisa menerima kekuranganmu sedangkan dia bisa menutupi kekurangan dan kamu bisa menutupi kekurangannya.

Ah, sudahlah. Lupakan semuanya, lupakan kenangan kenangan kita lupakan kebersamaan kita di masa lalu.

Jadi apapun kamu dalam hidupku. Pacar, teman, sahabat,kakak, adik, saudara, bahkan musuh sekalipun kamu telah punya ukiran dalam hidupku, didalam hati ini.
Kamu punya alur cerita sendiri diantara cerita ceritaku yang lain.
“jalani saja” ucapku, seraya mengusap air mata.

Menyatu tak harus satu dalam ikatancukup batin saja yang terekat kuat. Dan aku percaya, “kamu untukku” sebagai apapun.

Terima kasih atas hari hari indah yang kita lalui bersama, kenangan kita, tetaplah pada jalanmu, aku akan bahagia ketika melihatmu bahagia, meski tidak bersamaku, tetapi dengan orang lain.

Thanks for everything.
Salam, yang mencintaimu dan yang ada dihatimu, dulu.

0 comments:

Post a Comment